2024-06-01

Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Zudan Arif Fakrulloh: Sulsel Menuju Kemandirian dengan Ekonomi Hijau dan Biru

 

MAKASSAR - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, menegaskan Strategi Pembangunan Tahun 2024-2045 dengan visi Sulawesi Selatan Mandiri, Maju, dan Berkelanjutan dalam Ekosistem Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru. Kebijakan ini sudah mulai harus didukung sejak tahun ini, meskipun implementasinya baru dimulai pada tahun 2025.

"Ekonomi hijau dan biru sangat positif. Hampir semua negara maju beralih ke arah tersebut," kata Prof Zudan, dalam rapat koordinasi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI mengenai Laporan Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2023, di Ruang Rapat Pimpinan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat, 31 Mei 2024.

"Ekonomi hijau berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang lestari, sedangkan ekonomi biru terkait dengan wilayah laut, termasuk mangrove dan terumbu karang. Prinsipnya hampir sama dengan ekonomi hijau," tambahnya.

Ia menekankan, potensi ini di Sulsel dapat dioptimalkan karena sumber dayanya tersedia.

"Ini luar biasa. Ciri khas ekonomi hijau dan biru adalah keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, saya memulai dengan Gerakan Sulsel Menanam pada hari pertama saya menjabat. Dan ketika saya melihat rencana masa depan Sulsel, saya merasa optimis," terangnya.

Selain itu, mandiri bagi Sulsel berarti memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya melalui pemanfaatan potensi daerah. Sulsel juga berperan sebagai lumbung pangan nasional dan memiliki daya saing tinggi, sehingga dapat bekerjasama dengan berbagai pihak dan diperhitungkan dalam konteks nasional maupun global.

"Maju berarti masyarakat Sulsel hidup sejahtera dengan tingkat pendapatan yang tinggi dan merata," imbuhnya.

Sementara itu, berkelanjutan berarti menjaga kualitas lingkungan hidup dan memastikan ketersediaan sumber daya alam untuk generasi berikutnya.

Dalam konteks Ekosistem Ekonomi Hijau, jelas Prof Zudan, perekonomian Sulsel akan tumbuh untuk mencapai kesejahteraan dengan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam secara signifikan. Ekosistem Ekonomi Biru mengacu pada kesatuan bentang alam laut dan pesisir (seascape) yang mandiri, maju, dan berkelanjutan hingga tahun 2045. (*)